Rabu, 17 Desember 2014

Penampilan Kerikil di AMIKOM Yogyakarta dalam acara "MALAM SASTRA"


        Penampilan Sanggar Seni KERIKIL dalam acara Teater "MANGGAR" STMIK AMIKOM Yogyakarta pada Jumat 28 November 2014, dengan membawakan sebuah puisi karya Izzatil Hismah Fajrin dengan judul "Pengakuan" yang memang dikhususkan untuk pementasan Sanggar Seni KERIKIL dalam acara malam sastra tersebut. 
Pemeran sebagai Manusia (Santi) , sebagai Hati (Amirul), sebagai Mata (Ira), Sebagai Telinga (Ratna) dan sebagai hidung (Desi). pemain musik, Akhdan (Gitar), Vocalis (Budi), Biola (Septy Azi ), Kendang (Pidri) , Kening (Haris) dan Kecrek (Kendri).


Sanggar Seni KERIKIL

Musikalisasi Puisi


Pementasan 

Ketika Hati berbicara


'

PENGAKUAN
Oleh : Izzatil Hismah Fajrin


Bak menuliskan sebuah puisi, aku bingung harus menulis apa.
Aku bahkan tak tau harus memulai darimana
Dan sekarang aku bingung harus bertanya pada siapa

Bagaimana denganmu ? apa yang kau lihat ?

Aku melihat banyak hal, sangat banyak
Tapi aku selalu melihatnya tersenyum
Sepertinya dia bahagia
Karena simbol dari sebuah kebahagiaan
Adalah senyum yang mengembang

Tapi, sepertinya tidak begitu
Bagaimana denganmu ? apa yang kau dengar ?

Aku mendengar banyak suara, gaduh, bising
Tapi aku mendengar suara tawanya
Dia terdengar bahagia, sangat bahagia
Karena merdu suara tawa adalah simbol kebahagiaan

Tapi, tapi sepertinya tidak seperti itu
Bagaimana denganmu ? apa yang  kau cium ?

Aku mencium banyak hal, sangatlah banyak
Tapi sepertinya kali ini aku mencium bau segar
Wewangian yang dipakainya sangatlah segar
Sepertinya dia sedang sangat bahagia
Karena harum itu kebahagiaan

Tapi ini berbeda, sepertinya bukan seperti itu

Aku mengatakan apa yang aku lihat
Ya, aku juga mengatakan apa yang kudengar
Lalu aku hanya mengatakan apa yang kucium

Coba tanyakan saja pada dia yang tak pernah kau dengarkan
Coba tanyakan pada dia yang hanya bersuara dalam hening
Coba tanyakan pada dia yang tak terlihat

Dia ? dia ? dia siapa ?

Aku , coba tanyakan padaku
Apakah sulit menanyakannya ?
Apa sulit mempervayaiku ?
Apa sulit mendengar apa yang kupahami ?
Mereka tak tau yang sebenarnya
Mereka tak tau
Aku merasakan sedih sayang
Sangat amat sedih
Aku menangis dalam tawa
Dan aku merintih dalam harumku
Aku pesakitan yang tak tau arah
Aku membela diriku
Berkata seakan aku bahagia
Hidupku sempurna
Itu yang terlihat
Dan itu yang mereka lihat
Tak apa
Aku sudah biasa
Aku ? pesakitan ?
Aku bahagia
Hidupku sempurna tanpa celah
Semua yang kupunya
Semua yang kumiliki
Aku tidak pernah menangis ataupun merintih !!
Kau bohong, bahkan dalam ketidaktahuanmu
Kau mengatakan apa yang tidak kau tahu
Mengakulah
Mengaku bahwa kau sekarat !
Mengaku bahwa kau membutuhkanku
Aku hatimu.

1 komentar: